Pages

Rabu, 27 November 2013

Dampak positif dan negatif mengikuti jejaring sosial

Social Media atau lebih dikenal dengan jejaring sosial sudah merambah ke berbagai kalangan. Muda, tua, laki-laki, perempuan, pekerja, pelajar, mahasiswa sampai anak-anak pun mengenal jejaring sosial. Di era tahun 2000-an, masyarakat Indonesia mulai mengenal situs jejaring sosial MIRC dan Friendster. Lalu yang paling fenomenal, yaitu dengan kehadirannya Facebook dan Twitter yang sampai saat ini masih eksis dan bersaing. Dengan berkembang dan bertambahnya situs jejaring sosial, sudah pasti memiliki dampak yang berbeda-beda bagi setiap penggunanya. Baik atau buruknya tergantung bagaimana masing-masing pengguna memanfaatkannya.

pemanfaatan perangkat telematika dalam bidang transportasi

    Telematika berasal dari bahasa prancis “Telematique” yang merujuk pada bertemunya sistem jaringan komunikasi dengan teknologi informasi. Teknologi Informasi merujuk pada asrana prasarana, sistem dan metode untuk perolehan, pengiriman, penerimaan, pengolahan, penafsiran, penyimpanan, pengorganisasian, dan penggunaan data yang bermakna. Para praktisi menyatakan bahwa “Telematics” adalah singkatan dari “Telecommunication” and “ informatics”  sebagai wujud dari perpaduan konsep Computin and Communication. Secara umum, istilah telematikadipakai juga untuk teknologi Sistem Navigasi/Penempatan Global atau GPS(Global Positioning System) sebagai bagian integral dari komputer dan teknologi komunikasi berpindah (mobile communication technology). Secara lebih spesifik, istilah telematikadipakai untuk bidang kendaraan dan lalulintas (road vehicles dan vehicle telematics).
Telematika transportasi adalah cabang teknologi yang mengintegrasikan telekomunikasi dan software engineering di bidang sistem transportasi. Saat ini bidang ini telah memainkan peran penting dalam manajemen efektif jaringan infrastruktur transportasi dan menyediakan kolaborasi optimum antara berbagai jenis tipe transportasi, atau yang dikenal dengan transportasi multimodal (multimodal transport).
Sistem transportasi cerdas, mendukung dan menyediakan berbagai jenis layanan transportasi ke institusi dan pribadi. Karena, kategori user di dalam layanan telematika transportasi adalah tidak homogen, maka berbagai jenis layanan harus disiapkan penyelenggara jasa.
User2 tersebut adalah sbb:
• Sistem Telematika Trafik
• Sistem Telematica Vehicle pada strategi kendali (Hybrid electric vehicle) cerdas
• Space Vector Modulation = Modulasi Vector Ruang (RVM)
• Matrix converter

Selasa, 15 Oktober 2013

pengantar telematika

PENGANTAR TELEMATIKA


 Sejarah 

Secara harfiah, telematika berasal dari bahasa perancis “telematique” yang merujuk pada bertemunya sistem jaringan komunikasi dengan teknologi informasi. Teknologi Informasi sendiri dapat diartikan sebagai sarana/prasarana, sistem, dan metode untuk perolehan, pengiriman, penerimaan, pengolahan, penafsiran, penyimpanan, pengorganisasian, dan penggunaan data yang bermakna.

Para praktisi menyatakan “telematics“ adalah singkatan dari “telecommunication” and “informatics” sebagai wujud dari perpaduan konsep computing and communication. Istilah telematics juga dikenal sebagai “the new hybrid technology” yang lahir karena perkembangan teknologi digital. Perkembangan ini memicu perkembangan teknologi telekomunikasi dan informatika menjadi semakin terpadu (konvergensi). Semula media masih belum menjadi bagian integral dari isu konvergensi teknologi informasi komunikasi pada saat itu.

Senin, 10 Juni 2013

Beberapa rute sejarah Perum Damri (aktif dan non aktif):



Jarak jauh (lintas dua dan tiga pulau):
1. Medan - Jakarta - Bandung - Yogya - Denpasar
2. Palembang - Jakarta - Semarang - Solo - Madiun - Malang
3. Palembang - Jakarta - Purwokerto - Purworejo
4. Jambi - Jakarta - Semarang - Solo - Ponorogo
5. Jambi - Jakarta - Semarang - Solo - Madiun - Malang
6. Jakarta - Semarang - Surabaya - Malang - Denpasar - Mataram
7. Tasik - Liwa
Jarak Menengah:
1. Lampung - Purworejo - Yogyakarta
2. Palembang - Jakarta
3. Yogya - Surabaya - Denpasar
4. Surabaya - Denpasar - Mataram

Jarak Pendek:
1. Medan - Dumai
2. Medan - Palembang
3. Medan - Padang
4. Bengkulu - Palembang
5. Yogya - Surabaya
6. Jakarta - Semarang - Purwodadi (2 rute dan akan jd 3 rute)
7. Jakarta - Surabaya (Express)

Jalur perintis tdk bs dimasukkan dalam kategori "rute terbanyak" namun bs masuk dlm sejarah jalur yg dirintis dari 0 oleh Damri...

Sejarah Jalur Purwokerto Wonosobo Salatiga Solo

Pada kisaran tahun 1991-1992 adalah Bus WIJAYA yang merintis jalur ini, dengan armada OF Karoseri Tugas Kita warna seperti bus Sinar Jaya, pada tahun tahun berikutnya adalah PO. SUMEH warna ungu mesin OH model banteng 2/Banten Datar kemungkinan berkaroseri Laksana, kemudian diikuti pula oleh PO. SURYA AGUNG warna putih livery Hijau tua model Sky Liner karoseri Tugas Anda, kemudian diikuti lagi oleh PO. MAJU MAKMUR dengan armada eks Satria Karanganyar warna Safari berbaju Triun dan bermesin BM, Itulah beberapa armada perintis yang berplat AA semuanya, baru kemudian setelah beberapa Otobus diatas tumbang/resign dari trayek tersebut kemudian beberapa diisi armada plat AD, diantaranya PO. SIMA JAYA dengan armada ND Eks Steady Safe, PO. ARIEF dan PO. DWI MARTHA (Plat AA). Kini hanya beberapa Otobus yang melayani jalur para pedagang/wong pasar tersebut diantaranya PO. BARRA ABADI (H) - PO. ANJANA (AA) - PO. SUMEH (AA) dan PO. DICKY PUTRA (AD). Sebenarnya dulu PO. SURYA JAYA Solo juga akan masuk berhubung otobus ini masih mempunya trayek non aktif/trayek eks PO. WAHYU Sukaharjo (Trayek bundling Solo Wonogiri Purwantoro Semarang) maka kemudian diurungkan. Ini perjalanan trayek PURWOKERTO-WONOSOBO-BAWEN-SALATIGA-SOLO yang saya paparkan secara kecil/seadanya di Grup SEJARAH TRANSPORTASI.


Pembuatan Proposal



Dalam dunia ilmiah, proposal adalah suatu rancangandesain penelitian (usulan penelitian) yang akan dilakukan oleh seorang peneliti tentangsuatu bahan penelitian. Bentuk “Proposal Penelitian” ini, biasanya memiliki suatu bentuk , dengan berbagai standar tertentu seperti penggunaan bahasa, tanda baca, kutipan dll.Proposal yang akan dibahas dalam tulisan ini adalah “Proposal Umum” yang seringdigunakan sebagai usulan atau rancangan kegiatan.

Bentuk proposal ini memiliki banyak kemiripan dengan model “Proposal Penelitian” yang digunakan dalam dunia ilmiah,namun karena sifatnya yang lebih umum maka “Proposal Umum” biasanya lebih lenturdalam penggunaan bahasa dan tidak terlalu kaku dalam aturan penulisan. Namun,walaupun lebih “bebas”, penulisan “Proposal Umum” tetap harus mengindahkan kaidah-kaidah dan sistematika tertentu, agar dapat dengan mudah dimengerti oleh orang-orangyang membaca proposal tersebut

Sistematika Pembuatan Proposal
1. Pendahuluan
Berisi tentang ha-­hal dan kondisi umum yang melatarbelakangi dilaksanakan kegiatan tersebut.
Hubungan kegiatan tersebut dalam kehidupan sehari­hari(nyata)
Point­point pembahasan pada pendahuluan ini, mengacu pada komponen S­W­O­T yang telah dibahas sebelumnya.
2. Latar Belakang

Senin, 06 Mei 2013

Karya Ilmiah


Karya ilmiah (bahasa Inggris: scientific paper) adalah laporan tertulis dan diterbitkan yang memaparkan hasil penelitian atau pengkajian yang telah dilakukan oleh seseorang atau sebuah tim dengan memenuhi kaidah dan etika keilmuan yang dikukuhkan dan ditaati oleh masyarakat keilmuan. Menurut pengertian lain karya ilmiah adalah tulisan yang berisi argumentasi penalaran keilmuan yang dikomunikasikan lewat bahasa tulis yang formal dengan sistematis-metodis dan menyajikan fakta umum serta ditulis menurut metedologi penulisan yang benar. Karya ilmiah ditulis dengan bahasa yang konkret, gaya bahasanya formal, kata-katanya teknis dan didukung fakta yang dapat dibuktikan kebenarannya.
Karya ilmiah mempunyai 3 ciri yaitu:
  1. Karya ilmiah harus merupakan pembahasan suatu hasil penelitian (faktual objektif). Artinya sesuai dengan objek yang diteliti.
  2. Bersifat metodis dan sistematis
  3. Menggunakan ragam bahasa ilmiah yang baku dan formal, bahasanya bersifat lugas agar tidak menimbulkan penafsiran dan makna ganda.

Metode Ilmiah



Metode ilmiah boleh dikatakan suatu pengejaran terhadap kebenaran yang diatur oleh pertimbangan-pertimbangan logis. Karena ideal dari ilmu adalah untuk memperoleh interelasi yang sistematis dari fakta-fakta, maka metode ilmiah berkehendak untuk mencari jawaban tentang fakta-fakta dengan menggunakan pendekatan kesangsian sistematis. Karena itu, penelitian dan metode ilmiah mempunyai hubungan yang dekat sekali, jika tidak dikatakan sama. Dengan adanya metode ilmiah, pertanyaan-pertanyaan dalam mencari dalil umum akan mudah terjawab, seperti menjawab seberapa jauh, mengapa begitu, apakah benar, dan sebagainya.

Data


Pengertian Data
 
Data adalah catatan atas kumpulan fakta. Data merupakan bentuk jamak daridatum, berasal dari bahasa Latin yang berarti "sesuatu yang diberikan". Dalam penggunaan sehari-hari data berarti suatu pernyataan yang diterima secara apa adanya. Pernyataan ini adalah hasil pengukuran atau pengamatan suatu variabel yang bentuknya dapat berupa angka, kata-kata, atau citra.
Dalam keilmuan (ilmiah), fakta dikumpulkan untuk menjadi data. Data kemudian diolah sehingga dapat diutarakan secara jelas dan tepat sehingga dapat dimengerti oleh orang lain yang tidak langsung mengalaminya sendiri, hal ini dinamakan deskripsi. Pemilahan banyak data sesuai dengan persamaan atau perbedaan yang dikandungnya dinamakan klasifikasi.

Pengertian hipotesis


Hipotesis atau hipotesa adalah jawaban sementara terhadap masalah yang masih bersifat praduga karena masih harus dibuktikan kebenarannya.
Hipotesis ilmiah mencoba mengutarakan jawaban sementara terhadap masalah yang kan diteliti. Hipotesis menjadi teruji apabila semua gejala yang timbul tidak bertentangan dengan hipotesis tersebut. Dalam upaya pembuktian hipotesis, peneliti dapat saja dengan sengaja menimbulkan atau menciptakan suatu gejala. Kesengajaan ini disebut percobaan atau eksperimen. Hipotesis yang telah teruji kebenarannya disebut teori.
Hipotesis berasal dari bahasa Yunani: hypo = di bawah;thesis = pendirian, pendapat yang ditegakkan, kepastian. Artinya, hipotesa merupakan sebuah istilah ilmiah yang digunakan dalam rangka kegiatan ilmiah yang mengikuti kaidah-kaidah berfikir biasa, secara sadar, teliti, dan terarah. Dalam penggunaannya sehari-hari hipotesa ini sering juga disebut dengan hipotesis, tidak ada perbedaan makna di dalamnya.
Ketika berfikir untuk sehari-hari, orang sering menyebut hipotesis sebagai sebuah anggapan, perkiraan, dugaan, dan sebagainya.
Hipotesis juga berarti sebuah pernyataan atau proposisi yang mengatakan bahwa di antara sejumlah fakta ada hubungan tertentu. Proposisi inilah yang akan membentuk proses terbentuknya sebuah hipotesis di dalam penelitian, salah satu di antaranya, yaitu penelitian sosial.
Proses pembentukan hipotesis merupakan sebuah proses penalaran, yang melalui tahap-tahap tertentu.Hal demikian juga terjadi dalam pembuatan hipotesis ilmiah, yang dilakukan dengan sadar, teliti, dan terarah. Sehingga, dapat dikatakan bahwa sebuah Hipotesis merupakan satu tipe proposisi yang langsung dapat diuji.

Selasa, 26 Maret 2013

Penalaran Deduktif


Pengertian Penalaran Deduktif

Penalaran deduktif adalah suatu penalaran yang berpangkal pada suatu peristiwa umum, yang kebenarannya telah diketahui atau diyakini, dan berakhir pada suatu kesimpulan atau pengetahuan baru yang bersifat lebih khusus

Minggu, 17 Maret 2013

Penalaran Induktif




Pengertian  Penalaran

Penalaran adalah proses berpikir yang bertolak dari pengamatan indera (pengamatan empirik) yang menghasilkan sejumlah konsep dan pengertian. Berdasarkan pengamatan yang sejenis juga akan terbentuk proposisi – proposisi yang sejenis, berdasarkan sejumlah proposisi yang diketahui atau dianggap benar, orang menyimpulkan sebuah proposisi baru yang sebelumnya tidak diketahui. Proses inilah yang disebut menalar.
Penalaran merupakan proses berfikir yang sistematik untuk memperoleh kesimpulan berupa pengetahuan. Dari prosesnya, penalaran itu dapat dibedakan sebagai penalaran induktif dan penalaran deduktif.


Penalaran Induktif




Pengertian  Penalaran

Penalaran adalah proses berpikir yang bertolak dari pengamatan indera (pengamatan empirik) yang menghasilkan sejumlah konsep dan pengertian. Berdasarkan pengamatan yang sejenis juga akan terbentuk proposisi – proposisi yang sejenis, berdasarkan sejumlah proposisi yang diketahui atau dianggap benar, orang menyimpulkan sebuah proposisi baru yang sebelumnya tidak diketahui. Proses inilah yang disebut menalar.
Penalaran merupakan proses berfikir yang sistematik untuk memperoleh kesimpulan berupa pengetahuan. Dari prosesnya, penalaran itu dapat dibedakan sebagai penalaran induktif dan penalaran deduktif.



Persyaratan yang Diperlukan Dalam Bernalar

Jika seseorang melakukan penalaran, maksudnya tentu adalah untuk menemukan kebenaran. Kebenaran dapat dicapai jika syarat – syarat dalam menalar dapat dipenuhi.
Suatu penalaran bertolak dari pengetahuan yang sudah dimiliki seseorang akan sesuatu yang memang benar atau sesuatu yang memang salah.
 Dalam penalaran, pengetahuan yang dijadikan dasar konklusi adalah premis. Jadi semua premis harus benar. Benar di sini harus meliputi sesuatu yang benar secara formal maupun material. Formal berarti penalaran memiliki bentuk yang tepat, diturunkan dari aturan – aturan berpikir yang tepat sedangkan material berarti isi atau bahan yang dijadikan sebagai premis tepat.


 Macam-Macam Penalaran

Penalaran memiliki berbagai macam metode, diantaranya adalah :
1.    Penalaran Metode Induktif
Penalaran Metode Induktif adalah metode yang digunakan dalam berpikir dengan bertolak dari hal-hal khusus ke umum. Macam-macam bentuk dari penalaran metode induktif , yaitu :
a.        GENERALISASI

Generalisasi adalah penalaran induktif dengan cara menarik kesimpulan secara umum berdasarkan sejumlah data. Jumlah data atau peristiwa khusus yang dikemukakan harus cukup dan dapat mewakili. Generalisasi juga di sebut induksi tidak sempurna ( lengkap ). Guna menghindari generalisasi yang terburu – buru, Aristoteles berpendapat bahwa bentuk induksi semacam ini harus di dasarkan pada pemeriksaan atas seluruh fakta yang berhubungan, tapi semacam ini jarang di capai. Jadi kita harus mencari jalan yang lebih prakis guna membuat generalisasi yang sah. Adapun tiga cara untuk menentukan generalisasi :
  
   i.        Menambah jumlah kasus yang di uji, juga dapat menambah probabilitas sehatnya generalisasi. Maka harus seksama dan kritis untuk menentukan apakah generalisasi ( mencapai probabilitas ).

   ii.        Hendaknya melihat adakah sample yang di selidiki cukup representatif mewakili kelompok yang di periksa.

    iii.        Apabila ada kekecualian, apakah juga di perhitungkan dan di perhatikan dalam membuat dan melancarkan generalisasi?

b.  ANALOGI

Analogi Induktif adalah suatu cara berfikir yang di dasarkan pada persamaan yang nyata dan terbukti. Jika memiliki suatu kesamaan dari yang penting, maka dapat di simpulkan serupa dalam beberapa karakteristik lainnya. Apabila hanya terdapat persamaan kebetulan dan perbandingan untuk sekedar penjelasan, maka kita tidak dapat membuat suatu kesimpulan. Pemikiran ini berangkat dari suatu kejadian khusus ke suatu kejadian khususnya lainnya, dan menyimpulkan bahwa apa yang benar pada yang satu juga akan benar pada yang lain.

c.     HUBUNGAN KAUSALITAS

Hubungan kausalitas merupakan sebab sampai kepada kesimpulan yang merupakan akibat atau sebaliknya. Pola yang umum dipakai adalah sebab ke akibat dan akibat ke sebab. Ada 3 jenis hubungan kausal, yaitu:

i.                    Hubungan sebab-akibat.
Hubungan sebab-akibat dimulai dengan mengemukakan fakta yang menjadi sebab dan kesimpulan yang menjadi akibat. Pada pola sebab ke akibat, gagasan pokok merupakan akibat, sedangkan gagasan penjelas sebagai sebab.

ii.                  Hubungan akibat-sebab.
Hubungan akibat-sebab dimulai dengan fakta yang menjadi akibat, kemudian dari fakta itu dianalisis untuk mencari sebabnya.

      iii.        Hubungan sebab-akibat-akibat.
Hubungan sebab-akibat-akibat dimulai dari suatu sebab yang dapat menimbulkan serangkaian akibat. Akibat pertama berubah menjadi sebab yang menimbulkan akibat kedua, seterusnya hingga timbul rangkaian beberapa akibat.


 Source :
http://inezjohn.blogspot.com/2013/03/penalaran-induktif.html